Senin, 07 September 2015

CERPEN BOLA BASKET

Aku dan bola basket


Panasnya terik matahari menusuk kulit hingga ketulang. Kuberlari dan terus berlari hingga kudapat bola dan memasukkannya ke ring. Tak perduli berapa banyak keringat yang bercucuran, tak perduli perubahan kulit dari terang menjadi gelap, tak perduli otot betis dan lengan mulai membesar, sekali lagi aku tak perduli. Meskipun aku seorang wanita yang akan beranjak dewasa yang harus menjaga penampilan. Inilah aku Sella Carera Puspa Narindra seorang gadis 16 tahun yang duduk di bangku SMA yang hobbi bermain basket. 
 
            Memegangnya, menyentuhnya, menggiringnya, dan memasukannya ke ring itu adalah hal yang luar biasa bagiku. Entahlah jika sudah bersamanya rasa penatku hilang dan aku merasakan jatuh cinta pada permainan bola basket. Aku sudah mengenal permainan bola basket sejak duduk di bangku SMP. Waktu itu aku adalah tim inti ekstrakulikuler basket di sekolahku. Nama tim basket SMPku adaah NEIRRO yaitu negeri loro karena waktu itu aku berseolah di SMP Negeri 2 Surabaya. Namun pengetahuanku masih sangat minimum sehingga aku pernah berputus asa dalam olah raga bola basket.
            Ibuku pernah berkata padaku “gak ada gunanya basket capek capek tapi gak pinter-pinter main basketnya”  kata-kata itu yang membuat aku putus asa. Namun aku tidak menyerah aku tetap latihan seperti biasa dan lebih giat. Rasa keputusasaanku hilang karena semangatku  dan selalu mendengarkan apa kata pelatihku.

            Pelatih SMPku mempunyai sifat yang sangat keras dan disiplin tapi aku mengerti beliau begitu karena ingin anak buahnya hebat dalam bermain basket.“lari terus! Kejar bolanya! Jaga lawannya! Fokus!”  ujarnya sambil membawa peluit dan papan coach. Aku sudah hafal dengan celotehnya yang memerintahkanku untuk berlari. Uji fisik yang berat dan berlari untuk kekuatan pertahanan dalam basket.

            Lapangan basket adalah tempatku untuk berprestasi dan mengasah kemampuan disanalah aku berlari, menggiring, dan mencetak angka-angka cantik untuk kemenangan. Kuperhatikan dan kuingat garis rumitnya tempat untuk pertahanan. Sol sepatu menjadi tipis karena gesekannya. Jika sudah jatuh terbentur lalu memar dan berdarah karna paduan semen dan pasirnya yang sangat kuat, itu semua sudah hal biasa bagiku.
            Perjuangan yang begitu keras membuatku hingga menjadi tim basket di ekstrakulikuler SMA. Berprestasi membawa nama sekolah sudah menjadi kewajibanku. Di masa SMA ini adalah ajangku untuk kembali berprestasi dan membentuk tim baru yang belum aku kenal. Nama tim basket SMAku adalah SMASA karena aku bersekolah di SMA Negeri 1 Surabaya. Tim basket beranggotakan dari kakak kelas, adik kelas, dan teman-temanku. Mereka bukan sekedar timku namum mereka sudah seperti saudara sendiri. Inilah indahnya mengikuti ekskul basket yang bisa mengenal satu sama lain.


           Sudah lima tahun aku menggeluti olah raga basket namun menjadi atlet basket bukan cita-cita utamaku. Bagiku basket merupakan prestasiku di bidang non-akademi. Aku harus menggejar cita-cita utamaku menjadi perwira karier yaitu TNI-AL wanita yang berkerja juga menjadi dokter gigi. Walaupun aku ahli dalam bermain basket namun aku tidak lupa dengan masa depanku. Agar cita-citaku menjadi perwira karier tercapai aku harus berjuang, berusaha, berkerja keras seperti aku bermain basket 

Se